Breaking News
Loading...
Friday, January 10, 2014

Info Post
  RESENSI NOVEL  “CITY OF EMBER”
RESENSI NOVEL  “CITY OF EMBER”


Judul                                        :  City of Ember
Penulis
                                     :  Jeanne DuPrau
Genre
                                      :  Young adult, sci-fi, fantasy
Penerbit Asli
                            :  A Yearling Book
Tahun Terbit
Asli                     :  2003
Penerbit Indonesia
                  :  Mizan Fantasi (PT Mizan Publika)   

Tahun Terbit Indonesia           :  2009
Penerjemah
                           :  Sujatrini, Reno, Rien, Chaerani
No. ISBN
                                  :  978-979-433-561-1
Tebal                                      :  311 halaman

Harga                                      :  Rp 35.000,00


              Di kota Ember yang ada hanyalah malam hari tanpa bulan ataupun bintang. Begitu pula dengan 'siang', tak ada matahari ataupun langit biru. Siang adalah saat di mana genarator yang berada di jaringan pipa mengalirkan energi listriknya ke lampu-lampu jalan dan rumah-rumah penduduk kota Ember. Tak ada orang yang pernah datang ke Ember atau meninggalkan Ember. Selama lebih dari 200 tahun penduduk Ember seolah terkurung dalam kegelapan itu.

Ember adalah nama kota yang memiliki tingkat kegelapan sepanjang malam. Ember dibangun oleh para pendiri untuk jangka waktu 200 tahun, tak ada yang mengetahui hari itu siang atau malam, yang ada hanya jam utama yang terletak di pusat kota, tepatnya tempat kediaman Walikota. Para ilmuwan sengaja memindahkan penduduk kebawah tanah karena lapisan udara di bumi dipenuhi racun. Ketika itulah para ilmuwan memilih untuk membuat generator dan para ilmuwan juga sudah memprediksikan kapan generator itu tidak akan berfungsi lagi, mereka membuat peta yang dimasukkan kedalam kotak yang diberi waktu selama 200 tahun dimana kotak itu akan terbuka jika waktunya telah tiba. Kotak waktu itu diberikan kepada Walikota ember, secara bergilir.

Kotak besi itu di aktifkan waktunya mundur dari 200 tahun. Dari tahun ke tahun kotak misterius itu berpindah tangan dari Walikota lama ke Walikota yang baru, hingga mata rantai itu terputus pada pergantian Walikota yang kesekian kalinya dan perhitungan waktu yang di set 200 tahun tadi telah habis menjadi 0 (nol). Tetapi yang sangat disayangkan ketika kotak itu berpindah tangan dari Walikota ketujuh yang sedang sakit batuk parah. Kotak itu ia rusak dengan palu karena ia penasaran dan berharap kotak itu dapat menyelamatkan hidupnya. Tetapi kotak itu tidak berhasil terbuka, hanya penyok. Dan sebelum dia berhasil mengembalikan kotak itu dari tempat persembunyian resminya kembali atau memberi tahu pewarisnya mengenai hal itu, dia meninggal. Kotak itu akhirnya tersembunyi di lemari, terdorong di belakang beberapa tas tua dan tumpukan kertas.  Di situlah kotak itu berada, luput dari perhatian, tahun demi tahun, sampai waktunya tiba, dan kuncinya pelan-pelan terbuka.

Mulanya kota Ember yang dibangun oleh sekelompok orang yang disebut Para Pembangun itu tampak baik-baik saja, namun seiring bertambahnya usia kota tersebut, persediaan makanan dan barang-barang lainnya mulai habis. Keresahan menjalar ke penjuru kota, ditambah lagi dengan mesin generator, satu-satunya mesin yang dapat memberikan bahan bakar untuk menghidupkan lampu dan peralatan elektronik lainnya, mulai tampak rusak. Pemadaman listrik sanga sering terjadi. Hingga orang-orang ketakutan mesin itu akan mati dan tak akan menyala lagi. Karena jika itu terjadi, artinya kota Ember akan mengalami kegelapan tanpa akhir.

Lina Mayfleet adalah seorang anak berusia 12 tahun yang baru lulus sekolah, dan sesuai peraturan di sana, anak-anak yang berusia 12 tahun harus pergi bekerja. Hari ini adalah hari penentuan pekerjaan bagi lulusan murid-murid sekolah Ember. Lina terlambat pada acara pelantikan itu, tapi dia cerdik diam-diam ia menyelinap lewat pintu belakang panggung sehingga tidak diketahui oleh siapa pun kalau dia terlambat. Tibalah saat penentuan pekerjaan. Pemilihan dilakukan dengan jalan lotre. Para siswa/siswi diharuskan mengambil secarik kertas yang diletakkan dalam kantong. Harapan Lina ingin menjadi pengantar pesan, tapi keberuntungan tidak berpihak.

Berdasarkan undian yang ia dapatkan dari Walikota Cole, Lina terpilih menjadi mekanik pipa di mana pekerjaan itu bertugas memperbaiki kerusakan jaringan pipa yang menopang kehidupan seluruh warga Ember bawah tanah. Lina tidak menyukai pekerjaan itu, ia ingin menjadi pengantar pesan. Namun pekerjaan itu justru diperoleh Doon Harrow, sahabatnya. Lalu tiba-tiba Doon meminta Lina untuk bertukar pekerjaan, Lina sangat senang, ia tidak suka menjadi pekerja pipa, rasanya pasti seperti terkubur di bawah tanah kota yang gelap dan lembab. Doon menginginkan pekerjaan itu karena ia ingin menyelamatkan kota, ia pikir ia dapat melakukan sesuatu dengan generator itu. Lina begitu bersemangat menjalani tugas sebagai pengantar pesan kepada semua rakyat Ember yang membutuhkan. Membawa pesan penting kepada orang yang penting termasuk Pak Walikota.
            Namun, semakin hari keadaan di Ember menjadi semakin meresahkan, pemadaman terjadi semakin sering, dan persediaan bahan-bahan, seperti makanan kaleng, lampu, pensil, kertas menjadi semakin berkurang dan beberapa di antaranya bahkan telah habis. Hingga akhirnya, Lina tak sengaja menemukan kotak kecil berisi sebuah petunjuk rahasia yang sudah tersimpan lama di lemari baju di rumahnya. Ia menemukannya karena nenek Lina pada saat itu menyebut-nyebut kotak penting seperti mengigau, saat Lina menemukannya, kotak itu sudah terbuka dan isinya sebagian sudah di makan oleh Poppy , adik Lina yang berumur 3 tahun.

Nenek Lina begitu senang karena didalam kotak itu terdapat petunjuk yang sangat penting. Tapi Nenek sudah tidak bisa mengingat lagi apa isi dari kotak tersebut. Nenek berkata bahwa ia hanya ingat yang memiliki kotak itu adalah kakeknya yang sudah meninggal, dengan kata lain adalah kakek buyut Lina. Kakek buyut Lina dulunya adalah seorang Walikota. Sampai akhirnya Nenek meninggal karena sakit dan Lina belum memperoleh jawaban apa isi dari kotak itu. karena penasaran, Lina akhirnya menyusun sobekan-sobekan kertas itu menjadi satu, namun karena ada beberapa bagian yang hancur, Lina tidak bisa membaca secara keseluruhan pesan di situ. Tapi Ia menyimpulkan bahwa pesan itu penting, mungkin petunjuk agar kota Ember terbebas dari kehancuran, seperti yang dikhawatirkan orang-orang. 

Ia kemudian mencari orang yang dapat mempercayainya, dan Ia hanya menemukan Doon yang sebagai teman satu almamaternya . Lina lalu meminta bantuan Doon untuk memecahkannya. Mereka berdua berusaha keras mengartikan setiap kata yang ada dalam instruksi tersebut. Akhirnya, dengan sedikit bantuan dari Clary, sahabat Lina, Lina dan Doon mengetahui bahwa instruksi itu adalah instruksi untuk keluar dari kota Ember. Untuk dapat keluar dari kota Ember mereka harus pergi ke jaringan pipa, lalu mengarungi sungai yang ada di sana. Suatu hari mereka berhasil menemukan petunjuk yang tertulis di dalamnya.  

Ternyata Walikota selama ini telah mengkhianati masyarakat kota Ember dengan menyelundupkan semua bahan-bahan yang ada di gudang. Mereka menemukan sebuah ruangan yang berisi harta rahasia hasil curian, dan disana ada Walikota Cole. Mereka juga tahu bahwa ada teman mereka yang membantu pencurian itu. Mereka pun mencoba memberitahu kepada para penjaga kota untuk segera menangkap Walikota dan mengumumkan kejahatannya kepada semua masyarakat kota Ember . Tetapi mereka malah diburu oleh para penjaga kota untuk ditangkap dan dijebloskan kedalam penjara. Mereka dituduh telah memfitnah Walikota Cole dengan berkata pada Asisten Penjaga bahwa Walikota seorang pencuri. Poster-poster penangkapan mereka pun di pajang di sepanjang jalanan kota. Mereka pun kini harus berjuang secara sembunyi-sembunyi untuk menemukan jalur keluar kota Ember yang semakin hari semakin sering terjadinya pemadaman dalam rentang waktu yang sangat lama.

Tatkala Lina dan Doon akhirnya menemukan arti kata dalam surat itu, Lina kemudian bertugas untuk menemui Walikota, agar pada saat acara menyanyi untuk kota nanti, Walikota bisa memberitahukan bahwa ada jalan untuk keluar dari kota Ember. Ternyata mereka menemukan Pak Walikota yang berada dalam ruangan rahasia yang penuh dengan persediaan makanan. Lina melaporkan hal itu kepada penasihat Walikota tapi apa? ternyata penasihat Walikota sudah mengetahui hal itu dan Lina di seret ke ruangan Pak Walikota untuk di interogasi. Walikota pun segera merebut kotak yang dibawa oleh Lina, tepat pada saat itu, lampu kota semuanya padam dan Lina memanfaatkan hal itu untuk merebut kembali kotaknya serta mengambil sebuah bandul yang dipakai oleh Walikota. Lina berhasil melarikan diri dari Walikota.

Lina kemudian segera lari, sebelumnya Ia menuju ke kerumunan warga untuk mencari Poppy yang berada di kerumunan anak-anak. Akhirnya, Lina dan Doon memutuskan untuk keluar dari Ember bersama Poppy melalui jalan keluar yang telah mereka temukan tanpa sempat memberitahukan jalan keluar tersebut kepada penduduk Ember.  Lina, Doon, dan Poppy kemudian menuju ke ruang pipa di mana disitulah instruksi di mulai. Mereka kemudian mencari-cari pintu rahasia dan menemukan ternyata loker-loker yang selama ini digunakan oleh Doon untuk menyimpan barangnya adalah sebuah sampan. Mereka kemudian dituntun hingga sampai di sungai bawah tanah, dan disitulah ada instruksi lagi bahwa mereka harus menaiki sampan.

Doon dan Lina akhirnya berhasil melewati rintangan dan mereka mendarat di sebuah gua. Setelah mengarungi sungai dengan sampan dan berjalan di jalan yang menanjak selama berjam-jam, mereka akhirnya tiba di tempat di mana mereka bisa melihat sinar matahari,  bulan, bintang, dan langit biru. Dan mereka pun berhasil mencapai permukaan bumi dan membuktikan bahwa generator bukanlah satu-satunya sumber energi yang ada di dunia ini. Mereka tiba-tiba menyadari bahwa Ember sebenarnya ada di bawah tanah!

Lina dan Doon juga menemukan ada sebuah lubang yang dalam dan di dalam lubang yang dalam itu, ada setitik cahaya yang merupakan kota ember, dari sana mereka bisa melihat lampu-lampu kota Ember dari atas tanah. Mereka memutuskan untuk memasukkan pesan ke dalam lubang itu, berharap agar seseorang bisa menemukan pesan itu dan memberitahukan penduduk untuk bisa keluar dari kota Ember. Pesan itu jatuh tepat di depan Bu Murdo, wanita yang mengasuh Lina dan Poppy sepeninggal kedua orang tua Lina dan neneknya.





            Salah satu novel fiksi ini bisa dikatakan sangat menarik, patut kita beri apresiasi terhadap novel yang ditulis oleh Jeanne DuPrau ini. The City of Ember merupakan buku pertama dari tetralogi Ember yang ditulis oleh Jeanne DuPrau. Tetralogi Ember terdiri dari empat sekuel, yaitu The City of Ember, The People of Sparks, The Prophet of Yonwood, dan The Diamond of Darkhold.

Novel ini memiliki tema yang cocok dengan isi cerita, dengan alur maju dan tidak berbelit-belit. Penokohan jelas. Susunan kalimat yang baik dan gaya bercerita pengarang yang sederhana membuat pembaca mudah memahami isi novel. Novel ini mempunyai kekuatan cerita yang menarik. Penuh dengan daya hayal dan imajinasi yang tinggi. Novel ini dapat membuat kita berimajinasi di luar akal pikiran kita dimana mustahil peristiwa yang ada di dalam novel tersebut terjadi. Bayangkan saja jika kita tinggal di bawah tanah yang sangat dalam dan sama sekali tidak ada cahaya matahari, di tempat tersebut hanya menggunakan energi generator yang kita tidak akan tahu sampai berapa lama generator tersebut bertahan. Karena sekuat apapun generator tersebut tetap saja tidak akan bisa sehangat dan sehebat matahari yang mampu menyinari dunia dengan tiada hentinya. Sangat direkomendasikan untuk para penggila cerita fantasi dan fiksi sains (sci-fi).  

Selain itu, novel ini juga memberikan peringatan kepada manusia untuk tetap menjaga bumi ini dari kehancuran yang besar. Dalam novel ini juga memberikan pesan yang menarik. Dimana sang penulis memberikan benang merah yang menyatakan, kalau tetap berusaha pasti akan menemukan jalan keluar. Sayangnya, akhir cerita terkesan menggantung. Apakah Bu Murdo memahami surat itu dan akankah seluruh penduduk kota Ember melarikan diri?  Pembaca harus membaca buku kedua dari tetralogi Ember berjudul “The People of Sparks” untuk menemukan jawabannya.

Akhir kata, secara keseluruhan City of Ember sangat menyenangkan dan juga mudah dicerna untuk siapapun yang ingin membaca fiksi ilmiah yang tidak terlalu butuh pemikiran. Kita nantikan karya Jeanne DuPrau berikutnya.





Unsur Intrinsik

  1. Tema                                       :  Penyelamatan Manusia
  2. Alur                                         :  Maju
  3. Penokohan                              :  

a.                   Lina Mayfleet                           --> 

·         Sayang kepada adiknya

Lina sangat menyayangi adik kecilnya itu sehingga dadanya begitu sesak.

·         Pemberani

Lina dapat melakukan itu semua, bahkan jika tantangannya lebih liar lagi. Dia meneriakkan tantangan terberat dari semuanya.

b.                   Doon Harrow              -->  

·         Kekanak-kanakan

 “Perilaku kekanak-kanakan! Murid-murid seharusnya senang bekerja untuk kota mereka”

·         Terlalu serius

Doon menanggapi segalanya dengan terlalu serius, seperti biasanya.

·         Tidak menganggap enteng setiap masalah

Namun, Doon tidak menganggap enteng setiap masalah.





c.                   Poppy                          --> 

·         Lahap

Dia melahap beberapa wortel.

·         Iseng

Dia memasuk-masukkan wortel-wortel lain di sela-sela sofa

·         Suka bermain

Poppy terus-menerus memainkan benda-benda yang ditemukannya, keset, sendok sayur, sepatu usang dan memukul-mukul benda itu ke lutut Lina.

d.                   Walikota Cole             --> 

·         Galak

“Diam!” bentak Walikota.

·         Jahat

“Tapi Walikota adalah orang yang melakukan kejahatan,” kata Doon.

·         Pemarah

Dan teriakan marah Walikota menimbulkan suara keras yang menutupi suara langkah Lina saat berlari ke pintu.

·         Suka mencuri

...Walikota saat dia sedang duduk sembari menikmati barang-barang curian.





e.                   Nenek Lina                  --> 

·         Pelupa

Nenek sering lupa akhir-akhir ini, tapi ini adalah kali pertama dia benar-benar melupakan Poppy.

·         Perhatian kepada Lina (menyemangati Lina)

“Kau akan jadi Pengantar Pesan yang terkenal,” ucap Nenek. “Cepat dan terkenal.”

f.                    Clary                            --> 

·         Bisa menjaga rahasia

“Aku bisa menjaga rahasia”

·         Hati-hati dalam melakukan sesuatu

Dia tersandung, lantas jatuh bersandar pada tubuh Clary. “Hati-hati”, kata Clary

g.                   Bu Murdo                    --> 

·         Rajin

Jika Bu Murdo datang, sepatu-sepatu dibereskan dan disimpan, tumpahan air dilap dari mebel, dan Poppy selalu mengenakan baju bersih.

·         Keibuan

Bu Murdo memperlihatkan sifat-sifat keibuan yang sangat berbeda. Dia memastikan mereka semua menyantap sarapan yang lezat pada pagi hari.

·         Jarang tersenyum

Tetapi dia cukup baik, meskipun dia jarang tersenyum.

h.                   Penjaga kota               --> 

·         Patuh kepada Walikota dengan melaksanakan perintah Walikota.

“Kami akan memegangmu erat-erat sampai kami membawamu ke tempat tujuan.”

“Kami mencari seorang anak laki-laki bernama Harrow.”

·         Berpihak pada Walikota walaupun mereka tahu bahwa Walikota jahat.

Para penjaga itu sudah tahu apa yang dilakukan Walikota. Mereka tahu soal itu, dan ingin tetap merahasiakannya. Tapi kenapa? Sudah jelas: para penjaga juga mendapatkan barang- barang dari ruang penyimpanan.

  1. Latar                                        :

a.      Suasana            : 

·         Cemas

Aku cemas karena Walikota kita mengambil barang-barang yang dibutuhkan warga untuk dirinya sendiri.

·         Kagum

“Masih membuatku kagum setiap kali melihatnya.”

·         Gembira

Tapi tiba-tiba, dengan secercah kegembiraan, Doon teringat: dia tidak perlu menunggu lampu menyala.

·         Tak keruan

Pikiran Nenek semakin tak keruan saja.

·         Takut

Di dalam lubuk hatinya, momok ketakutan mengacau.

·         Malu

Dan perasaan tersebut bercampur dengan rasa takut, malu, dan kegelapan.

b.      Waktu   :

·         Pukul lima

Pada pukul lima, Lina telah menyampaikan tiga puluh sembilan pesan.

·         Pukul tiga lewat dua puluh

Pukul tiga lewat dua puluh, Doon mengambil tas sarung bantalnya.

·         Besok

“Ayah akan tahu soal itu besok.”

c.       Tempat :

·         Jaringan Pipa

Pagi itu, Doon tiba di Jaringan Pipa dengan penuh pengharapan.

·         Rumah di Jalan Calloo

Di sebuah rumah di Jalan Calloo, Lina mengantarkan pesan kepada seorang laki-laki.

·         Alun-alun Garn

Saat dia tiba di alun-alun Garn, terdengar sebuah suara.



  1. Sudut Pandang Pengarang      :  Orang ketiga serba tahu.
  2. Amanat                                   :

a.      Kalau kita berusaha, pasti akan menemukan jalan keluar dari sebuah masalah.

b.      Kita harus bijaksana dalam menyikapi segala sesuatu.

c.       Dalam menyelesaikan masalah, hadapi dengan kepala dingin.

d.      Jangan menyerah dalam menghadapi permasalahan.

e.      Jangan berpihak kepada pihak yang salah.

  1. Gaya bahasa                           :

·         Klimaks (pernyataan makin lama makin meningkat)

Di situlah kotak itu berada, luput dari perhatian, tahun demi tahun, sampai waktunya tiba, dan kuncinya pelan-pelan terbuka.

·         Retoris (pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban)

“Kenapa aku tidak menyadarinya sebelumnya?”

“Dan kemudian apa yang akan terjadi?”

·         Hiperbola (berlebih-lebihan)

Badannya begitu besar sehingga tangannya terlihat kecil dan menjuntai.

Sebuah telinga yang tebal, sebuah pipi montok kelabu, dan mulut ternganga berwarna keunguan.

·         Simile (membandingkan dua hal berbeda tetapi dianggap sama)

Lizzie berjalan pergi terburu-buru, seolah kesialan Lina adalah penyakit yang menular.

Unsur Ekstrinsik

  1. Nilai Moral                              :

a.      Kakak yang sangat menyayangi adiknya.

b.      Adik yang sangat menyayangi kakaknya.

c.       Anak yang sangat menyayangi adik dan neneknya.

d.      Sopan, hormat, dan patuh terhadap orang tua.

  1. Nilai Budaya                            :

a.      Adanya Hari Penugasan untuk memberikan pekerjaan kepada anak usia 12 tahun menjelang lulus sekolah.

b.      Acara menyanyi yang diadakan setiap tahun di Kota Ember.

c.       Sekolah sampai umur 12 tahun.

d.      Pewarisan kotak berisi instruksi kepada Walikota pertama, dan bergilir sampai Walikota berikutnya.

  1. Nilai Sosial                              :

a.      Berdiskusi untuk memecahkan suatu teka-teki.

b.      Musyawarah untuk memecahkan suatu masalah

c.       Mengemukakan saran, ide, pendapat untuk menyelesaikan masalah.

  1. Nilai Agama                            :

a.      Sabar dan tabah dalam menerima cobaan.

b.      Berdoa agar sukses dalam pekerjaan.

c.       Berduka cita jika ada seseorang yang meninggal.

3 comments:

  1. buku the city of embernya beli dimana ?, uda nyari di beberapa toko online ga ketemu ketemu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. coba hubungi CP di http://tifshop.com gan Zaky

      Delete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete

Vlog @TifaniHayyu