Breaking News
Loading...
Sunday, February 19, 2017

Info Post

Mahasiswa didefinisikan sebagai pemuda yang tercerahkan karena memiliki kemampuan intelektual dan  logis dalam berpikir sehingga dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Dengan potensi tersebut, sangatlah wajar jika pemuda memegang peran penting dalam perubahan suatu negara. Kita lihat kisah Ibrahim AS sang pembaharu, lalu tengok bagaimana kaum pemuda dengan sigap mendukung kiprah Rasulullah SAW, bukan orang-orang golongan tua yang pada saat itu menjadi pemuka kaumnya.

Menurut para ulama, pemuda memiliki tiga peran, yaitu sebagai generasi penerus (At-Thur: 21) yakni meneruskan nilai-nilai kebaikan yang ada pada suatu kaum. Yang kedua ialah sebagai generasi pengganti (Al-Ma’idah: 54) yang berarti menggantikan kaum yang sudah rusak dengan karakter mencintai dan dicintai Allah, berlaku lemah lembut kepada kaum mukmin, tegas kepada kaum kafir, dan tidak takut celaan orang yang mencela. Dan yang terakhir ialah sebagai generasi pembaharu (Maryam: 42) yakni memperbaiki dan memperbarui kerusakan yang ada pada suatu kaum.

Memang betul bahwa mahasiswa memiliki andil besar dalam perubahan yang terjadi di Indonesia. Mahasiswa diharapkan mampu menjalankan predikatnya sebagai agent of social change dan juga agent of control. Mahasiswa dituntut berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan yang biasanya berhubungan dengan ruang lingkup pendidikan dan lebih peka mengenai hal-hal yang terjadi disekitarnya. Mahasiswa diharapkan terus meningkatkan kualitas diri sebagai generasi yang akan bertanggung jawab terhadap bangsa, dengan tidak terlibat dengan gaya hidup hedonis.

Dalam perkembangannya, hedonisme cenderung menyerang remaja atau dalam konteks ini mahasiswa. Karena pada masa remaja, mereka bingung mencari jati diri yang sebenarnya. Ketika seorang mahasiswa terjangkit hedonisme, maka akan timbul beberapa dampak negatif, akan terbentuk individu yang hidupnya berorientasi senang-senang saja dan tidak bermanfaat, seperti pacaran tanpa tujuan, kecanduan game, dan mendewakan artis. Lalu akan tercipta individu yang memiliki visi yang sangat rendah, karena orientasi hidup mereka cenderung untuk hal-hal yang saat ini bisa dirasakan saja, tanpa memikirkan kegiatan yang berkontribusi melukis masa depan mereka. Virus hedonisme tersebut akan merasuki dan terlihat dari kepribadian individu tersebut dalam tindakan kesehariannya.

Sayangnya, ada orang yang beranggapan bahwa hedonisme adalah sesuatu yang wajar. Memang dampak yang terjadi pada hedonisme terkadang tidak nampak untuk saat ini. Tapi berpikirlah jauh kedepan, jika hedonisme dianggap remeh dan berkembang viral, dimasa depan dampaknya akan sangat negatif untuk bangsa Indonesia.

Masalah yang kompleks akan timbul ketika banyak mahasiswa di negara ini terserang hedonisme. Mahasiswa adalah bentuk wajah negara ini di beberapa tahun yang akan datang. Ketika banyak mahasiswa yang bermalas-malasan dan tidak serius dalam menuntut ilmu, maka ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) di negara ini juga akan sulit untuk berkembang. Saat ini setiap negara sedang berlomba-lomba untuk membuat perkembangan baru di bidang IPTEK. Indonesia sedang tertinggal dari negara-negara lain, dikarenakan kita kalah dalam hal IPTEK. Jika dibiarkan, dikemudian hari akan tercipta masyarakat yang berperilaku individualis, kurang peka terhadap sekelilingnya dan menghambat perubahan negara. Jika hedonisme semakin merajalela dan viral, negara ini akan mengalami krisis pemimpin berkualitas. Jangan heran jika negara ini nantinya akan dipimpin oleh presiden yang hedonisme.

Ketika suatu individu bisa melepaskan dirinya dari cengkraman hedonisme, maka saling tolong-menolong dan mengingatkan dalam kebaikan kepada sesama manusialah yang harus dikuatkan.

Mungkin terbersit dalam pikiran, mengapa harus saya yang melakukan perubahan, dan bukan orang lain? Jawabannya ialah, kita adalah orang-orang terpilih. Dari sekitar 7 milyar penduduk bumi, hanya 1.4 milyar yang memeluk Islam. Dari sekian banyak pemeluk Islam, hanya sedikit yang merupakan mahasiswa. Dari sekian mahasiswa muslim tersebut, hanya sedikit yang tertarik mengikuti kajian atau membaca tulisan bertemakan peran mahasiswa Islam sebagai agen perubahan.


Saya yakin, mahasiswa Indonesia mampu memberikan kontribusi yang jelas kepada kemajuan NKRI, karena banyak sekali bentuk kontribusi yang dapat dilakukan. Prestasi akademik dan non-akademik di ajang nasional maupun internasional, juga kegiatan pengabdian masyarakat sangat bermakna bagi kemajuan Indonesia. Dengan pengarahan mahasiswa untuk berkontribusi di jalan yang benar, tanpa virus hedonisme, niscaya akan tercipta langkah nyata menuju puncak kejayaan Indonesia. 

0 comments:

Post a Comment

Vlog @TifaniHayyu